6.2.12

PETUALANG bersama ALAM


PETUALANG BERSAMA ALAM

ASAL USUL

Salah satu pelajaran yang Leni pelajari di kelas adalah Bahasa Indonesia, disitu aku diajar untuk bisa membuat sebuah karya tulis yang bisa bermanfaat untuk orang lain dan diri Leni sendiri. Nah teman-teman dikelas ingin sekali reflesing terlebih dahulu karena akan menghadapi UAN,,,, maklum sudah kelas sembilan SMP waktunya menunggu hari kelulusan.

Untuk menghibur diri kami sepakat untuk pergi ke rumah Bu Ilhamiyain yang kebetulan Fasilitator pelajaran ini. Rumahnya sih gak jauh-jauh benget dengan desa tempat kami sekolah _+ 3 meterlah!!! Kita disana sepakat untuk berangkat hari Minggu siang, tentunya hari dimana kita semua libur segala aktifitas Sekolah. Oia,,, lupa agenda kesana ngapain yyyy ??? “Gimana kalau kesana mancing dan bakar-bakar ikan” Kata salah satu temanku.

Upzz,, itu adalah ide yang bagus kebetulan bu ilhamiyatin punya sedikit lahan empang/tambak yang bisa untuk dipancing,, kan seberapa sih teman kelas lx yang kesana!! Hari terus berganti tidak terasa jika besuk hari Minggu.


Pagi itu.........
Ketika guru hari Sabtu lagi keluar anak_anak kelasku waktuknya untuk persiapan jadi atau tidaknya, jika kalau jadi ya sebaiknya untuk persiapan sepeda untuk alat transportasi, tenaga harus itu, dan jangan lupa oleh_oleh untuk tuan rumah atau Bu Ilhamiyatin masak kita kesana lembehan tangan,

kata orang jawa atau dalam bahasa Indonesianya gak bawa apa_apa kan malu! Setelah selesai semua, ada masalah yang tidak boleh ditinggalkan adalah minta izin kepada pihak yang berwajib,,,, kalau urusan izin serahkan ke Lenny biar yang mengurusnya tapi,,,, aku juga agak takut. Ah gak papalah demi teman_teman. Maju terus,,,,, kadang mundur he...he....


SAAT YANG DITUNGGU....

Minggu, 5 Desember 2010. inilah dimana hari keberangkatan kita, tapi nunggu siang dulu sekarang waktunya bobo masih pagi jam 05:30.
Kriiing........, Kriiing,,, bunyi jam beker dikamarku. Saat aku terlelap dengan enaknya tiba_tiba mataku dengan gampangnya bisa melihat jam yang masih menunjukan pukul 10:30 tapi aku berusah untuk segera mandi dan berangkat untuk ngaji Ahad dimasjid Ruhullah SPMAA.

Gendang bedug terdengar sangat kencangnya ditelingaku ketika aku lagi asyik ngerumpi atau ngobrol dengan sepupu_sepupuku,,, tanpa ada kode, mbah Pah (nenekku) menegurku dan lainya dengan sajadah yang dikenannya, akupun lari terbirit-birit untuk segera menunaikan ibadah sholat dhuhur. And then,,, salam_salam dengan para tamu pengajian ahad yang diadakan setiap selesai sholat, akhirnya selesai juga dengan tertib.

Aku menunggu kepastian yang sekian detik, menit, waktu yang tertundah karena teman_teman kelas lx belum ada yang siap. Amarahku pun meloncat dengan begitu cepat, darahku naik seakan_akan tidak bisa turun lagi. Sudah begitu capeknya aku menyuruh teman_teman untuk berangkat ke bambang atau tidaknya karena bu Ilhamiyatin sudah memberitahuku berulang ulang kali kepastiannya,,,,,,,,



MEMULAI PERJALANAN

Tanpa basah basih akupun mulai menuju kerumah dan mengambil sepedaku, baru teman_teman mengikuti dibelakangku dengan sepadanya masing_masing, akupun tidak lupa untuk membawa Dina sepupuku untuk kuajak ikut bersamaku. Penyakit ini muncul lagi didiriku yaitu lupa, ehmmm.... lagi_lagi oleh oleh untuk bu Ilhamiyatin berupa beras 10 kg lupa belum minta mbah ru penjaga gudang beras di Asrama putri,
ya tanpa berfikir panjang akupun bergegas mengambilnya dan akhirnya,, Alhamdulillah...... dapat deh berasnya !

Teman teman dan akupun segera menganyunkan sepedaku dengan pelan_pelan tapi pasti. Kebetulan aku digonceng mbak siti (kakak salah satu temenku yang ikut dalam petualangan ini) PP (pulang pergi) jadi gak perlu lagi bingung untuk mencari pasangan.

Di dalam tengah perjalan ada temanku yang ketinggal atau memang gak ikutnya kita juga belum tau pasti. Lalu siDewi dan ibad menyusul temanku yang tertinggal tanpa sepengetahuan kita bersama, kita yang bingung mau mencari dimana apalagi matahari yang tidak mendukung kita yang ia selalu memancarkan sinar panasnya yang membuat kita mudah capek, lelah dan terutama pengen minum.




Aku juga merasa kasihan sama mbak siti yang mengoceng aku dari rumah sampai ke desa sebrang padahal aku sudah menawarkan untuk gantian biar aku yang mengonceng, lagi_lagi mbak siti gak mau juga meskipun dengan cara paksa,
ya kubiarin aja lagian dienakin kok malah gak mau ya?? Tapi hati kecilku merasa tidak enak. Terus gimana lagi?? .

Dan anehnya ada salah satu dari teman_teman yang tidak ikut atau tidaknya belum tahu pasti karena dia (putri&fitriyah) lagi marah, entah kenapa??? Ya sebagai teman yang baik kita harus berhenti di tengah perjalanan untuk menunggu teman yang ketinggalan dan ada yang menyusul ke belakang guna menjeput. Dengan kuasa Allah akhirnya bisa ditemukan dan kita semuapun memulai berjalan dengan di iringi kaliamat_kalimat Allah dan selalu merasa digenangi dan diliputi Allah SWT,

Biasanya ketika dalam perjalan sering kita menjumpai panorama atau pemandangan yang indah atau yang bisa enak dipandangilah. Tapi yang satu ini uhhh...... bikin orang mau joget dengan jalannya yang begitu mengasyikan alias menyebalkan yang bisa bikin pantat orang kesakitan, namun masih alhamdulillah sudah diberi kesempatan untuk bisa merasakan nikmat Allah berupa kesehatan.


MEMASUKI DESA BAMBANG

Setelah memasuki desa Bambang banyak warga desa situ lagi mengadakan ndegawa atau punya hajatan, mau atau tidak mau harus melewati orang desa sana yang lagi hajatan, mereka para tamu itu melihat kita semua dengan penuh keheranan atau gimana Ya?? Hanya mereka yang tau pendapat tentang teman kelas lx, ke desa bambang yang belum pernah kesana sebelumnya, jadinya mereka melihat semua ke kita semua rombongan

Tanpa melihat kanan, kiri, ke belakang dan mbak siti fokus kearah yang dituju,, ya setelah aku menengok ke belakang dimana teman semua kok tidak ada, jangan_jangan kita salah jalan aduh........ eh itu kanyaknya ada yang melambaikan tangan, yuk dihampiri. Eh ternyata Lika salah satu temanku jadi aku dan mbak siti ke blabasan atau terlanjur jauh, emang sih gak salah mbak siti yang jadi penggonceng yang memang seharusnya fokus dengan jalan, tapi kita berdua tetap salah karena tidak mau nunggu teman_teman yang lain.



SAMPAI DITEMPAT TUJUAN (memancing ikan)

Disana dirumah ibunya bu Ilhamiyatin ternyata yang dibuat tempat singgah kita semua, kukira dirumah bu Ilhamiyatin sendiri makanya bablas aja! Tapi masih untung kelewatannya tidak terlalu jauh sih. Tanpa berfikir lagi dan basah basih, dengan sarentak yang mengebuh gebuh kita bersama mengucapkan salam dengan hati yang penuh legah dan capek(sedikit). Tuan rumah alias bu Ilhamiyatin mempersilahkan kelas kita lx untuk segera menuju ketempat karena waktu sudah tidak memungkinkan lagi sebab waktu menunjukan pukul 14:30.
Dengan semangat siang segeralah ke tambak untuk memulai mancing, aduhh,,, bodoh sekali ya kita semua ini niat untuk mancing tapi alat pancinya saja tidak punya dan tidak bawah. Ya kita menyusahkan bapaknya bu Ilhamiyatin yang lagi membuat pancing untuk kita semua tanpa diberi komando semua teman teman termasuk Leny ikut membantu walaupun sebisa mungkin. Sekarang setelah selesai semua bagi tugas untuk persiapan ini agar cepat selesai ada yang mancing, bakar dan cari kayu untuk bakar ikanya nanti kalau dapat he,,,he,,,,,

Namun rencana itu gagal ketika semua melihat ada perahu dari pohon pring yang ada di atas tambak itu segeralah nafsu yang ingin menaiki perahu tersebuat mencuat dengan pebuh semangat termasuk Leny juga. Tapi sayang perahu itu hany bisa dinaiki orang 4 jadi,,,, harus gantian dan antri. Walaupun begitu ada juga sebagian teman yang lebih memilih un tuk mencing aja dari pada naik perahu karena otomatis nanti pasti basah sebab perahunya mudah begolang guling dan teman_teman tidak ingin basah.
Sudah sekitar _+ 5 menit kok belum ada tanda tanda ikan memakan umpan Ya???? Semua anak mulai putus asa, ada yang ditinggal untuk makan dan juga untuk main yang tidak jelas meskipun terus berharap pancing bergerak dan umpan dimakan ikan.
Hore........................ dari suara itu yang Leny dengar dari tengah tanbak yang asyik menggayungkan rakit perahu sudah bisa tertebak tanda suara itu. Ya betul... itu adalah si Likha salah stu penghuni kelas lx yang sudah dapat ikan bader. Ye,,, jangan ketawa setidaknya usdah dapat ikan walaupun kecil sekalian dari pada anda????? Dengan penuh rasa yang ada dalam hati sampai bagaikan rujak yang rasany tidak karuan senang, capek, berat,dsb. Dia patut bangga karena pemenabg pertama yang bisa mendapat ikan lebih dulu dan jadi yang pertama dan tidak ketinggalan semua rasa iri merasuk fikiran Leny dan teman_teman melihat ikan yang baru didapat Likha tersebut.
Akupun langsung loncat dari perahu yang kunaiki tersebut dan segera menghampiri Likha untuk melihat dan ingin mencoba mancing agar mendapat ikan menjadi juara kedua, tapi sayang rasa itu hanya sebentar tak lama kemudian aku jadi tidak sabar menunggu, memang ya memancing adalah melatih kesabaran seseorang rasanya gampang_gampang susah. Pancing yang tersedia terbatas jadinya hanya orang orang beruntung yang bisa dapat pancing duluan.
“ 1...2...3... “ suaraku yang ingin menghitung ikan yang ada dalam bak khusus ikan yang telah disediakan. Leny pun menghelaskan nafas yang begitu panjang yang itu dalam hati kecilku mangatakan “ kok Cuma’ ini “ namun disisi lain aku juga berfikir, aku tidak bisa mancing sebanyak ini jadi Leny tidak boleh meremehkan hasil jerih payah orang lain.
Melihat kita semua teman teman tidak dapat ikan hanya 1 2 3 saja bapak bu Ilhamiyatin tidak diam begitu saja ketika melihat kita yang yang kesusahan mencari ikan langsung dia mengambil jolo atau jaring untuk menangkap ikan dengan cepat, tapi,,, apa yang terjadi tidak ada ikan yang tekena jaring itu seprtinya ikannya lagi puasa atau sudah kenyang melihat wajah_wajah kita semua yang cantik dan ramah lingkungan ini YYY ???? Alhamdulillah teman teman mulai mendapatkan ikan walaupun sedikit tapi dengan waktu yang begitu singkat tidak bisa kita untuk menolaknya. Bakar bakarpun dimulai dengan baju yang basah kunyup terkena air di waktu naik perahu tidak mematahkan semangatku untuk bisa membakar ikan meski Leny belum dapat ikan sama sekali, untunglah ada teman yang baik dengan Refah ya.. itu namanya yang mau merelakan separuh ikannya untuk diriku dan Dina sepupuku.
Oia ngomong ngomong soal sepupuku Dina aku merasa kasihan sama dia karena dia lagi kakinya sakit terutama pada kukumya yang kemasukan tanah. Itu semua karena aku yang tidak sengaja mendorong dia ketambak yang jadinya seperti inilah,,,, Leny merasa bersalah sekali, lalu untuk menghibur diri dan Dina, kuajaklah dia untuk membakar ikan yang tadi dikasih si Refah.
Leny juga kasihan sama mbak siti yang masih sedih karena dia merasa kalau keberadaan dia yang ikut dengan kelasku yang itu dia bukan penghuni kelas lx dia merasa malu dan menyusahkan orang banyak apalagi si Putri yang tidak mengijinkan dan tidak setuju dia untuk ikut pergi mancing bersama kita semua, tapi bagiku biarlah mbak siti ikut karena dia juga butuh reflesing dan apa susahnya kita ngajak dia orang juga tidak nyusahkan si Putri.
BAKAR-BAKAR IKAN

Mulailah waktunya tim siap bumbu dan bagian nyalakan api bergerak dengan cepat karena ikan sudah pada teriak untuk segera dimakan kalau tidak dia akan merasa kesakitan. Kalau soal bakar ikan itu sendiri sendiri yang ia dapat ikan atau kepiting adalah temanku yang tidak dapat ikan malah dapat yuyu atau kepiting kecil.
Alhamdulillah semua teman kebagian ikan semua walaupun itu bukan hasil dari pancingannya sendiri. Dan ada masalah satu lagi adalah waktu sudah menunjukkan pukul 15:30 yang itu kita harus sudah sampai dirumah padahal kita sudah janji untuk tidak terlambat. Kalian harus tahu kalau kita semua kelas lx adalah mondok di SPMAA yang itu kita mempunyai aturan yang tidak sama dengan orang pada umumnya kerana komunitas di pondok kita berbeda dengan pondok yang lain, yang bisa keluar seenaknya dan kapan saj yang kita mau.
Dengan wajah yang sengang karena saat yang dinanti nanti akhirnya mucul juga yaitu acara bakar ikan namun wajah kita juga hudson yang setengan perempuan dan setengah laki_laki begitu juga dengan kita semua wajah separuh senang separuh sedih karena jalan satu satunya kita hanya bisa menelpon kakak penbina atau kepala pesantren. Dengan berani Leny meminjam Hp bu Ilhamiyati untuk segera menelpon pihak yang berwajib yaitu bu Mariati sebagai kepala pesantren. Tapi aku gak mau bicara dengan beliau aku takut, mungkin ada yang mau bicara denganya. Ya itu si Idha yang mau bicara dan menjelaskan kondisi dan situasi yang ada disaat sekarang meski agak dimarahin sedikit tapi itu memang wajar karena kita yang salah dan patut untuk dikasih patuah atau nasihat bijak.

GELISAH DAN TAKUT

Kulihat ditanganku tidak ada jam yang menempel ditanganku, kucari siapa yang punya jam tangan. 000 ternyata si Wiwik yang lagi membawa jam, setelah kulihat jam sudah bicara pukul 15:30 WIB. Ikan siap saji dan bisa untuk acara makan walaupun ada yang masih tertinggal namun sebelum itu kita sebagai santri Dunia Akhirat harus melaksanakan sholat Ashar terlebih dahulu dan lagi_lagi kita semua termasuk Leny menyusahkan tuan rumah bapak, ibu saudara ** bu Ilhamiyatin yang lagi mempersiapan sarung untuk sesuci karena baju kita semua najis tapi ada juga yang tidak basah namun tetap najis yang tidak terlihat dan mukena untuk segera melaksanakan sholat dan untuk teman yang lagi halangan bisa melanjutkan bakar ikan yang belum dibakar.

Aku dan Dina bingung harus pinjam baju siapa karena baju kita berdua basah semua dan paling basah diantara teman yang lainnya. Syukur Alhamdulillah bulek Tul, adik ipar dari Abahku meminjamkan baju untukku dan aku juga tidak boleh lupa dengan Dina yang juga lagi butuh baju, akupun memunjankan baju ke bulek Tul, baju 1 lagi untuk Dina, namun ia tidak mau memakai baju yang dipinjamkan kedia entah kenapa?.

Rasa malu ada difikiranku sampai_sampai aku lupa cara mandi apa itu gak heran..... setelah selesai mandi, mandi bebek istilahnya yang serba cepat dan gak enak semua.



Aku langsung menuju tempat dimana teman teman sudah kumpulditempat ibadah yang lagi menungguku, sholat Asharpun dimulai dengan penuh gelisah dan entah gimana hukum dari sholat yang kita kerjakan barusan.

Keluar dari tempat sholat, waooo... makanan dan minuman sudah siap diatas bayang. Aku mulai bingung siapa yang telah mempersiapkan ini semua, mungkin keluarga dari bu Ilmiyatin. Sungguh kita kelas lx ke rumah mereka di sembut dengan hangat dan dimulyakan seakan_akan tamu yang penting padahal ya bu Ilmiyatin saja ketika lagi dikelas lx mengajar jarang kita semua memperhatikan beliau.

YAMMII.. MAKNYUS

Uhh ha,,,,, pedas asap keluar dari mulut dan telinga teman teman semua yang itu disebabkan oleh sambal yang begitu pedas ala chef Idha salah satu teman hobby makan pedas. Namun dengan angin yang sepoh sepoh yang menyertai kita, suara air gemericik dari tambak menambah aroma masakan dan suasana menjadi damai, aman dan tentunya menyenangkan,,,, ya kita senang sedangkan tuan rumah lagi kerepotan gara gara kita, setelah acara makan makan selesai kita sepakat untuk mencuci piring piring dan apa yang sudah kami buat makan untuk dicuci dengan bersih dan membersihkan daerah tempat makan agar tidak merepotkan lagi. Dan suasana menjadi damai, aman dan tentunya menyenangkan,,,, ya kita senang sedangkan tuan rumah lagi kerepotan gara gara kita, setelah acara makan makan selesai kita sepakat untuk mencuci piring piring dan apa yang sudah kami buat makan untuk dicuci dengan bersih dan membersihkan daerah tempat makan agar tidak merepotkan lagi.

SMP (selesai makan pulang) itu yang telah kami lakukan stelah selesai pesta Alam bersama. Ye... si Rizqi teman sekelas denganku datang telat padahal sekampung dengan bu Ilhamiyatin itu aja ketinggalan acara selesai baru datang, dengan sergap bu Ilhamiyatin ingin momotret kita dengan Hpnya sebagai moment yang bagus. Semua foto didepan rumah bu ilhamiyatin dengan wajah yang cukup senang dan legah yanh seharian berpetualang dengan Alam.


GO HOME

Jejak telapak kaki kita yang tertinggal disana, semua mengayunkan sepedanya masing_masing untuk memulai perjalanan pulang Go Home..........
Setelah ditengah perjalanan aku baru sadar kenapa tadi aku tidak mampir dulu ya keruman nenek dan kakek yang saat itu nenekku lagi sakit, betapa bodohnya diriku ini yang lupa dengan neneknya sendiri.
Rasa bersalah timbul di benakku seolah olah rasa bersalah tidak hilang. Aku mau balik tapi kok sudah jauh, ya aku terusin aja perjalananku.Seperti saat berangkat yang melewati orang yang ounya hajatan yang semakin ramai tamunya karena sudah sore banyak tamu yang kesitu yang menyebabkan jalan menjadi macet dan terjadilah sebuah peristiwa yang kualami dengan mabka siti yang saat itu juga mengocengku PP (pulang pergi)............
Sreeek......... suara jubahku yang terserempet sepada motor yang lagi pakir ditengah jalan yang mengakibatkan bajuku jadi sobek. Awalnya sih aku tidak terasa ada luka yang tergores dikakiku, yang pada saat itu aku melihat darah yang menetes dari kakiku, aku kira aku lagi halangan tapi apa darah itu berasal dari kakiku yang berdarah. Mbak siti yang terus menanyaiku tentang kakiku dengan rasa bersalah dan takut kalau terjadi apa apa denganku. Sepeda yang lagi kukendarai sengaja berhenti karena mbak siti yang ingin melihat langsung bagaimana keadaanku apakah parah atau tidak, ia ingin memastikan kalau tidak terjadi sesuatu.



Yang kutakuti bukan luka atau kejadian yang tadi kualami, namun aku memikirkan tentang jubah yang kupakai yang sedang sobek gara garaku itu bukan milikku sendiri tapi milik bu Tul yang telah meminjamkan baju jubah kepadaku. Aku takut sekali begitu juga mbak siti juga takut dengan kondisiku yang melihat aku kesakitan.

Semula rasa sakit di kakiku tidak terasa, namun lama kelamaan sakitnya seperti di tonjok mike tation.Sepada yang kupakai melaju dengan kencang begitu juga dengan yang lainnya sebab angin yang semaikn kencang dan mendung menyelimuti matahari membuatku dan kawan kawan merasa tajut dan ingin segera cepat sampai dirumah dan semoga kita tidak terkena marah karena waktu yang melampaui batasnya, aku dan mbak siti diposisi paling pertama yang mengendarai sepeda sedangkan teman teman masih santai dibelakang entah apa yang mereka lakukan, aku tak perduli. Pandanganku mulai tidak tahu aku merasa capek walupun aku tidak mengonceng, mungkin karena darahku keluar begitu banyak sehingg staminaku mulai melemas.

Ditengah perjalanan aku bertemu dengan Abah, ibu dan Alif yang lagi naik sepeda motor yang sepertinya akan pergi ke desa Bambang untuk menyumbang orang yang lagi hajatan, yang tadi barusan kita lewati dan terjadi peristiwa tentang aku dan mbak Siti. Aku mersa takut dengan ibuku yang tadi ditengah perjalanan aku disapa dan menegurku saat aku sedang bersendawa dengan teman_temanku.




FINISH (SAMPAI RUMAH)

Uhhh.. Bismillah aku mulai turun dari sepeda sebab sudah sampai didepan rumahku yang lagi ramai ditempati orang ngaji setiap sore, aku mersa lega karena ibuku tidak ada di rumah yang lagi ke Bambang. Seperti yang tadi mbak siti terus meminta maaf ke padaku padahal aku sudah memaafkannya tapi dia masih tidak percaya, aku berusaha menyakinkan dia kalau aku sudah tidak marah lagi dan itu semua bukan salahnya tapi salah orang yang menanruh sepeda di tengah jalan tadi.

Akhirnya berhasil menyakinkan mabk siti, kusuruhlah dia untuk pulang ke asrama agar tidak makin dimarahin oleh pengurus pesantren. Kubuka pintu dengan pelan pelan kukira ibu dirumah ternyata aku baru ingat ibu lagi keluar, aku mulai mandi dan setelah itu aku mencuci baju sendiri agar nanti ketika ibu datang aku tidak dimarahin dan tidak ketahuan kalau aku barusan renang di tambak milik bu Ilhamiyatin yang kebetulan ibu kenal dengannya.

Sabun cuci, air dan baju sudah siap untuk segera dicuci, tapi kanyaknya ada yang kurang yaitu tenaga, aku sudah capek sekali rasanya ingin merebahkan badan, tapi mau gimana lagi nanti jika tidak segera dicuci ibu akan datang dan aku dimarahin aku gak mau itu. Setelah sudah proses mencucuinya sampai dua kali ada mbak watimah datang kebetulan dia adalah yang biasanya mencucikan bajuku setiap hari, kusuruhlah dia untuk membilas satu kali saja sebab tadi sudahku bersihkan sebelumnya.


Aku baru sadar bahwa baju jubah yang kupakai tadi dari pinjaman bulek tul adalah jubah mahal, kulihat dari jenis kain jubah tersebut. Aku merasa takut nanti kalau ibu tahu aku sudah tidak sengaja merobekkan baju milik orang apakah yang terjadi nantinya????

Leny berfikir kedepan dan harus selalu optimis dalam mengahadapi ini, bagaimana kalau setelah jubah ini sudah kering aku akan menjahitkannya ke tukang jahit untuk dijahit bagian yang robek tersebut.

Tidak beberapa kemudian hujan turun dengan lebat dan angin yang begitu kencang membuat aku takut yang lagi sendirian menanti kedatangan Abba dan Ibu. Dengan penantian yang begitu lama membuatku terlelap tidur sampai ............
Kuk kuruyuk...... suara ayam dibelakang rumah terdengar ditelinganku dan ibu mulai membangunkanku yang asyik dalam tidur nyenyak untuk segera menunanikan sholat shubuh tidak terasa aku tidur sejak sore sampai pagi seraya seperti “ Putri tidur kecapean ”. He.... Hee....