.وَ رَفَعْناهُ مَكاناً عَلِيًّا
Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (57)
Sedianya akan sederhana sajalah penafsiran daripada ayat ini. Di ayat 56
sebelumnya, Allah telah memujikan keistimewaan Idris, bahwa dta adalah
seorang yang sangat benar, sangat jujur, artinya seorang yang lurus: sesuai
dengan pengangkatan Allah atas dirinya menjadi Nabi. Oleh karena sangat
jujur, sangat benar dan sangat lurusnya itu, sudah pastilah Martabatnya
diangkatkan Allah kepada tempat yang tinggi dan agung. Di dalam Surat 58
al-Mujadilah ayat 11 Tuhan bersabda:
وَ الَّذينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ
"Akan diangkatkan oleh Allah orang-orang yang beriman daripada kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."
Maka tinggilah kedudukan Idris itu karena jujurnya dan lurusnya.
Hamba-hamba Allah Pilihan
أُولئِكَ الَّذينَ أَنْعَمَ اللهُ
عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَ مِمَّنْ حَمَلْنا مَعَ
نُوحٍ وَ مِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْراهيمَ وَإِسْرائيلَ وَ مِمَّنْ هَدَيْنا وَ
اجْتَبَيْنا إِذا تُتْلى عَلَيْهِمْ آياتُ الرَّحْمٰنِ خَرُّوا سُجَّداً وَ
بُكِيًّا َ
(58) Mereka itulah orang-orang yang
telah diberi nikmat oleh Allah keatas diri mereka , yaitu dari antara
Nabi-nabi , dari keturunan Adam dan dari ( keturunan orang-orang yang Kami
angkut bersama Nuh , dan dari keturunan Ibrahim dan Israil , dan daripada (
keturunan ) orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan Yang telah Kami
pilih. (Yang) apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Tuhan Yang Rahman
(Pengasih), bertelutlah mereka itu dalam keadaan sujud dan menangis.
Pada ayat 58
ini, sesudah Allah menyuruhkan RasulNya mengingat kembali Nabi-nabi yang
utama itu, Tuhan menjelaskan betapa tinggi kedudukan beliau-beliau.
Moga-moga shalawat dan Salam Allah atas mereka semua di sisi Tuhan:
Mereka itu adalah manusia, bukan malaikat dan bukan jenis makhluk yang lain,
tetapi mereka terpilih untuk menyampaikan seruan Ilahi kepada sesamanya
manusia di muka bumi ini:
مِنَ النَّبِيِّينَ
"Yaitu dari antara Nabi-nabi,"
dalam kalimat ini diterangkanlah martabat apa yang diberikan Tuhan kepada mereka, yaitu nubuwwat. Nabi artinya orang yang diturunkan Tuhan wahyu kepadanya. Mereka berhubungan dengan Tuhan dengan perantaraan Malaikat Jibril yang ditugaskan buat menyampaikan wahyu itu. Tidaklah manusia yang lain mencapai nikmat tertinggi itu, menerima wahyu; yang menerima wahyu itu hanyalah Nabi dan Rasul saja:
مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ
"Dan keturunan Adam."
Itulah yang disebut terlebih dahulu. Ahli-ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi yang langsung dari keturunan Adam ialah Idris. Kemudian dari Idris ialah Nuh. Yang kedua ialah:
وَ مِمَّنْ حَمَلْنا مَعَ نُوحٍ
"Dan dari (keturunan) orang-orang yang Kami angkut bersama Nuh."
مِنَ النَّبِيِّينَ
"Yaitu dari antara Nabi-nabi,"
dalam kalimat ini diterangkanlah martabat apa yang diberikan Tuhan kepada mereka, yaitu nubuwwat. Nabi artinya orang yang diturunkan Tuhan wahyu kepadanya. Mereka berhubungan dengan Tuhan dengan perantaraan Malaikat Jibril yang ditugaskan buat menyampaikan wahyu itu. Tidaklah manusia yang lain mencapai nikmat tertinggi itu, menerima wahyu; yang menerima wahyu itu hanyalah Nabi dan Rasul saja:
مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ
"Dan keturunan Adam."
Itulah yang disebut terlebih dahulu. Ahli-ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi yang langsung dari keturunan Adam ialah Idris. Kemudian dari Idris ialah Nuh. Yang kedua ialah:
وَ مِمَّنْ حَمَلْنا مَعَ نُوحٍ
"Dan dari (keturunan) orang-orang yang Kami angkut bersama Nuh."
Yaitu Nuh sendiri dan
keturunannya dan keturunan orang-orang yang ada bersama beliau diselamatkan
Allah, diangkut atau diangkat belayar di dalam bahtera Nabi Nuh. Maka
keturunan dari yang diangkut dalam bahtera Nabi Nuh itu, menurut tafsir dari
Ibnu Jarir hanya seorang Nabi saja; Ibrahim.
مِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْراهيمَ
"Dan dari keturunan Ibrahim."
Sekali lagi Ibnu Jarir menyatakan dalam Tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan keturunan Ibrahim itu ialah tiga orang: (1) Ismail, anak tertua. Dialah yang kelaknya menurunkan bangsa Arab Musta'ribah, dari perkawinan befiau dengan Arab Jurhum. Dari keturunan Ismail inilah timbul Arab Adnan yang menurunkan Nabi kita Muhammad s.a.w.
(2) Ishak dan (3) anak dari Ishak, cucu dari Ibrahim, yaitu Ya'kub. Nama Ya'kub itu di waktu kecilnya ialah Israil.
وَ إِسْرائيلَ
"Dan Israil;"
keturunan dari Ya'kub yang bernama Israil itulah yang banyak di antara Nabi-nabi Bani Israil. Sejak dari putera beliau Nabi Yusuf, Musa dan Harun, Daud dan Sulaiman, Zakariya dan Yahya dan Isa Almasih dari pihak ibu beliau.
Kata Ibnu Jarir seketika menguraikan ini semuanya: "Demikianlah serpih belahan mereka, meskipun semuanya pulang kembali kepada satu nenek saja, yaitu Adam." Dan bunyi ayat selanjutnya:
وَ مِمَّنْ هَدَيْنا وَ اجْتَبَيْنا
"Dan daripada (keturunan) orang orang yang telah Kami beri petunjuk dan yang tetah Kami pilih."
Setelah di pangkal ayat Allah menerangkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang dianugerahi Allah nikmat, maka sesudah serpih belahan mereka diuraikan satu demi satu, diiringkan lagi dengan pujian ini. Yaitu bahwa mereka itu adalah orang-orang yang diberi petunjuk semuanya. Mereka itu adalah orang-orang terpilih semuanya. Orang bukan sembarang orang.
Kata al-Qurthubi dalam Tafsirnya: Mereka itu semua diberi petunjuk. Petunjuk itu ialah ISLAM. Dan mereka adalah orang-orang yang terpilih, sebab hidup mereka diperhiasi dengan Iman dan Takwa.
إِذا تُتْلى عَلَيْهِمْ آياتُ الرَّحْمٰنِ
"(Yang) apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Tuhan Yang Rahman (Pengasih)."
مِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْراهيمَ
"Dan dari keturunan Ibrahim."
Sekali lagi Ibnu Jarir menyatakan dalam Tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan keturunan Ibrahim itu ialah tiga orang: (1) Ismail, anak tertua. Dialah yang kelaknya menurunkan bangsa Arab Musta'ribah, dari perkawinan befiau dengan Arab Jurhum. Dari keturunan Ismail inilah timbul Arab Adnan yang menurunkan Nabi kita Muhammad s.a.w.
(2) Ishak dan (3) anak dari Ishak, cucu dari Ibrahim, yaitu Ya'kub. Nama Ya'kub itu di waktu kecilnya ialah Israil.
وَ إِسْرائيلَ
"Dan Israil;"
keturunan dari Ya'kub yang bernama Israil itulah yang banyak di antara Nabi-nabi Bani Israil. Sejak dari putera beliau Nabi Yusuf, Musa dan Harun, Daud dan Sulaiman, Zakariya dan Yahya dan Isa Almasih dari pihak ibu beliau.
Kata Ibnu Jarir seketika menguraikan ini semuanya: "Demikianlah serpih belahan mereka, meskipun semuanya pulang kembali kepada satu nenek saja, yaitu Adam." Dan bunyi ayat selanjutnya:
وَ مِمَّنْ هَدَيْنا وَ اجْتَبَيْنا
"Dan daripada (keturunan) orang orang yang telah Kami beri petunjuk dan yang tetah Kami pilih."
Setelah di pangkal ayat Allah menerangkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang dianugerahi Allah nikmat, maka sesudah serpih belahan mereka diuraikan satu demi satu, diiringkan lagi dengan pujian ini. Yaitu bahwa mereka itu adalah orang-orang yang diberi petunjuk semuanya. Mereka itu adalah orang-orang terpilih semuanya. Orang bukan sembarang orang.
Kata al-Qurthubi dalam Tafsirnya: Mereka itu semua diberi petunjuk. Petunjuk itu ialah ISLAM. Dan mereka adalah orang-orang yang terpilih, sebab hidup mereka diperhiasi dengan Iman dan Takwa.
إِذا تُتْلى عَلَيْهِمْ آياتُ الرَّحْمٰنِ
"(Yang) apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Tuhan Yang Rahman (Pengasih)."
Yaitu apabila Nabi-nabi
orang pilihan Allah itu didatangi oleh Malaikat Jibril, membacakan wahyu
yang akan mereka sampaikan kelaknya kepada ummat manusia:
خَرُّوا سُجَّداً وَ بُكِيًّا
"Berlututlah mereka itu dalam keadaan sujud dan menangis. " (ujung ayat 58).
Mereka semuanya adalah orang-orang yang diberi nikmat, diberi petunjuk dan orang-orang pilihan di sisi Tuhan, namun mereka adalah tunduk tadharru kepada Tuhan. Menjadi hamba yang setia, bukan sombong mengangkat diri.
Di sinilah Allah dengan secara tidak langsung memberikan didikan yang tinggi sekali bagi orang yang beriman.
Nabi-nabi itu diberi nikmat tertinggi, dijadikan Nabi dan Rasul, mereka selalu diberi petunjuk dan mereka diakui sebagai orang-orang pilihan. Tetapi adakah mereka menyombong karena kemuliaan yang ditimpahkan itu?
Tidak! Bahkan mereka selalu insaf bagaimana hubungan semestinya di antara mereka dengan Tuhan. Betapa pun tinggi kemuliaan yang diberikan, namun mereka lain tidak, hanyalah `Ibaadullah: hamba sahaya dari Allah. Bila malaikat datang membawa wahyu mereka bertelut atau berlutut merendahkan diri, mereka bersujud mensyukuri nikmat bahkan mereka menangis, mungkin saja lantaran terharu menerima kepercayaan yang begitu tinggi yang dilimpahkan Tuhan ke atas diri mereka.
خَرُّوا سُجَّداً وَ بُكِيًّا
"Berlututlah mereka itu dalam keadaan sujud dan menangis. " (ujung ayat 58).
Mereka semuanya adalah orang-orang yang diberi nikmat, diberi petunjuk dan orang-orang pilihan di sisi Tuhan, namun mereka adalah tunduk tadharru kepada Tuhan. Menjadi hamba yang setia, bukan sombong mengangkat diri.
Di sinilah Allah dengan secara tidak langsung memberikan didikan yang tinggi sekali bagi orang yang beriman.
Nabi-nabi itu diberi nikmat tertinggi, dijadikan Nabi dan Rasul, mereka selalu diberi petunjuk dan mereka diakui sebagai orang-orang pilihan. Tetapi adakah mereka menyombong karena kemuliaan yang ditimpahkan itu?
Tidak! Bahkan mereka selalu insaf bagaimana hubungan semestinya di antara mereka dengan Tuhan. Betapa pun tinggi kemuliaan yang diberikan, namun mereka lain tidak, hanyalah `Ibaadullah: hamba sahaya dari Allah. Bila malaikat datang membawa wahyu mereka bertelut atau berlutut merendahkan diri, mereka bersujud mensyukuri nikmat bahkan mereka menangis, mungkin saja lantaran terharu menerima kepercayaan yang begitu tinggi yang dilimpahkan Tuhan ke atas diri mereka.
Seleksi Kecil. Smt 5. Gedung PERTAMA 031212
0 komentar:
Posting Komentar